Bagian KEEMPAT

Tahun lalu, dharmasraya di gemparkan oleh kasus penembakan yang dilakukan oknum polisi dijajaran polres dharmasraya terhadap salah seorang warga kenagarian bonjol kecamatan koto besar.

Warga bernama hendra yang diduga telah membeli sepeda motor hasil curian tersebut, menerima dua tembakan sekaligus, tak tanggung-tanggung, polisi menembak paha sebelah kanan serta punggung yang menembus kebagian dada hendra.

Mendapati informasi kejadian serta diperkuat dengan investigasi yang dilakukan oleh sekelompok mahasiswa terhadap korban, maka beberapa mahasiswa dharmasraya yang berada di kota padang membentuk sebuah gerakan.

Mereka menamainya dengan Gerakan Mahasiswa Dharmasraya (GEMARA), dan meminta kami untuk ikut secara bersama-sama menyuarakan kesewenang-wenang yang dilakukan penegak hukum di dharmasraya.

Aksi demonstrasi yang dilanjutkan dengan hearing di ruang sidang kantor dprd tersebut, diantaranya meminta kepada DPRD untuk mendesak kapolda sumbar agar memproses pelaku penembakan sesuai hukum yang berlaku, lalu memutasi setiap jajaran yang terlibat didalamnya, serta menjamin pengobatan korban hingga sembuh.

Dari situ, muncul pertanyaan yang meresahkan hati dan pikiranku, kenapa orang-orang disana yang malah lebih peduli pada kampung halamannya? Mengapa aku yang berada disini hanya berdiam diri melihat kesewenang-wenangan tersebut dan hanya akan bergerak jika di ajak?? Apakah status mahasiswaku hanya akan dihabiskan oleh urusan-urusan pribadi dan akademik???

Lalu, mana nilai-nilai pengabdian masyarakat itu??!!

Ya, mungkin memang jawabannya adalah komunitas, disini belum kujumpai komunitas mahasiswa yang dapat berpikir dan melakukan hal-hal yang seperti itu, sedangkan BEM hanya akan bergerak dalam kepentingan akademik.

Bersama sekelompok kawan-kawan stmik dirumah riko saputra, kami mendiskusikan keresahan ini, apalagi dedet purnama yang menyebut bahwa kita didharmasraya merupakan mahasiswa lemah yang selalu berkutat pada materi kuliah, tidak ada agenda diluar kampus yang lebih bermanfaat untuk kepentingan umum.

Maka kawan-kawan yang ikut berdiskusi disana, ada david, adrival, riki dan amri bersepakat membangun sebuah organisasi kemahasiswaan, agar kita sebagai mahasiswa memiliki wadah untuk mewujudkan Tridharma Perguruan Tinggi yang sesungguhnya.

Nah, dari sinilah kami memulai gerakan melalui wadah yang kami namakan dengan

MAHASISWA PEDULI NEGERI (MPN) Kabupaten Dharmasraya.


0 Response to "Bagian KEEMPAT"

Posting Komentar